IHSG Tembus 7.800, Bagaimana Kinerja Bulan September?

19 September 2024 Ditulis oleh Yamin SayaKaya
Featured

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berhasil mencetak rekor all time high (ATH). Terbaru, per hari Rabu, 18 September 2024 IHSG sempat mencatatkan kenaikan hingga level 7.879 yang merupakan nilai tertinggi sepanjang masa, walaupun berakhir dengan ditutup turun ke 7.829. IHSG juga telah meningkat sebesar 2,07% sejak awal bulan.


Kenaikan harga-harga saham yang tecermin pada IHSG juga membuat reksa dana saham maupun reksa dana campuran yang mayoritas atau sebagian besar berisi saham ikut mendapatkan efek positif. Beberapa reksa dana saham seperti Sucorinvest Maxi Fund mencatatkan kenaikan sebesar 19,94% dalam 3 bulan terakhir, STAR Infobank 15 Kelas Utama juga ikut meningkat 23,70%, Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund meningkat 20,10%, serta reksa dana saham lainnya yang juga meningkat signifikan dalam 3 bulan. Sedangkan reksa dana campuran seperti Sucorinvest Anak Pintar meningkat 13,44%, Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A sebesar 14,09%, Sucorinvest Citra Dana Berimbang sebesar 11,87%, dan reksa dana campuran lainnya (NAB per 17 September 2024).


Dengan euforia kenaikan IHSG belakangan menimbulkan pertanyaan apakah sampai akhir bulan September juga akan melanjutkan kenaikan? Untuk menjawab pertanyaan ini bisa dilihat dari 2 hal. Yang pertama dari kinerja historis IHSG selama bulan September, minimal 10 tahun terakhir. Sedangkan yang kedua, apakah ada katalis atau sentimen yang dapat dapat memengaruhi IHSG. Terkait dengan kinerja historis IHSG 10 tahun terakhir, berikut datanya: kinerja IHSG September.jpg


Dari data ini terlihat IHSG mencatatkan kinerja positif sebanyak 4x, yaitu tahun 2021, 2017, 2016, dan 2014. Sedangkan kinerja negatif sebanyak 6x. Sekilas terlihat berimbang, yang berarti bisa dibilang potensi IHSG naik ataupun turun pada bulan September memiliki kemungkinan 50:50. Tetapi, 5 tahun terakhir IHSG hanya 1x mencatatkan kinerja positif. Sedangkan 4x mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan kecenderungan IHSG mengalami koreksi pada bulan September beberapa tahun terakhir. Masih ada 8 hari bursa untuk melihat bagaimana kinerja IHSG pada bulan September 2024.


Suku Bunga dan Inflasi Indonesia dan Amerika Serikat


Yang kedua, terkait dengan katalis atau sentimen yang bisa memengaruhi IHSG. Saat ini fokus investor berada pada data inflasi dan suku bunga. Indonesia sudah mengumumkan inflasinya pada hari Senin, 2 September dengan hasil inflasi yang rendah sebesar 2,12% secara tahunan (year-on-year). Sedangkan Amerika Serikat (AS) mencatatkan inflasi tahunannya yang juga menurun menjadi 2,5%.


Bank Indonesia (BI) baru saja mengumumkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada hari Rabu, 18 September 2024 dari yang sebelumnya 6,25% menjadi 6,00%. Sedangkan bank sentral AS, yaitu The Fed, pada hari Kamis, 19 September 2024 (waktu Indonesia) juga menurunkan suku bunga sebesar 50 bps, dari yang sebelumnya 5,25%-5,50% menjadi 4,75%-5,00%. Hal ini berpotensi menjadi katalis positif bagi IHSG pada bulan September. Tetapi, bursa saham Indonesia dan AS merespon negatif penurunan suku bunga yang diharapkan tersebut. IHSG ditutup -0,03% pada level 7.829 (Rabu, 18 September 2024). Sedangkan bursa saham AS, yaitu S&P 500 Index -0,29% menjadi 5.618 dan Dow Jones Index -0,25% pada level 41.503 (Kamis, 19 September 2024).


Posisi IHSG, “Buy the Rumors, Sell on News”


Di sisi lain, IHSG sudah berada cukup tinggi posisinya setelah kenaikan yang signifikan. Terakhir penurunan besar IHSG pada 5 Agustus sebesar -3,40%. Jika ditarik dari nilai terendah pada 5 Agustus (level 6.998), IHSG per Rabu, 18 September telah meningkat 12,59% pada level tertingginya di 7.879. Kenaikan IHSG yang cukup tinggi dan potensi adanya resistance pada level 7.800 - 8.000 dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan profit taking atau penjualan saham sehingga membuat kenaikan IHSG menjadi lebih terbatas ke depannya. TradingView IHSG.jpg Chart: TradingView


Dari kondisi yang ada, penurunan suku bunga oleh BI dan The Fed dapat menjadi momen “Buy the rumors, Sell on News” di mana IHSG berpotensi terkoreksi. Dan karena katalis yang membuat IHSG meningkat sebelumnya sudah selesai (yaitu penurunan inflasi dan suku bunga), bulan September IHSG berpotensi mencatatkan kinerja negatif seperti yang terjadi 5 tahun terakhir dengan ditutup di bawah level 7.670.


Hal ini tentunya dapat dijadikan peluang untuk melakukan pembelian di saat terjadi koreksi karena ke depannya masih ada sentimen Window Dressing pada bulan Desember serta target kenaikan IHSG berikutnya pada level 8.000. Beberapa reksa dana saham seperti BNI-AM Indeks IDX30, Syailendra Equity Opportunity Fund, dan Sucorinvest Equity Fund bisa menjadi pilihan.


Jika pada akhirnya IHSG mencatatkan kinerja negatif dan dijadikan peluang untuk membeli reksa dana saham pada bulan September, bagaimana kinerja IHSG jika dilihat dari akhir bulan September sampai akhir Desember? Nantikan pada artikel berikutnya. Yuk investasi reksa dana di SayaKaya!


Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa yang akan datang. Investasi reksa dana mengandung risiko, calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
Market Update 18 September 2024

Weekly Newsletter 18 September 2024: IHSG Belum Berhenti Cetak Rekor, Inflasi Amerika Serikat Terkendali

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum berhenti mencetak rekor all time high (ATH) setelah minggu sebelumnya juga memecahkan rekor dengan mencatatkan kenaikan tertinggi pada level 7.754. Terbaru, IHSG mencetak rekor ATH pada level 7.833 hari Kamis, 12 September 2024 dan ditutup pada level 7.812 hari Jumat, 13 September 2024. IHSG menguat 1,18% dalam seminggu, lebih tinggi dari kenaikan seminggu sebelumnya. Yield obligasi Indonesia 10 tahun juga masih melanjutkan koreksinya dalam seminggu terakhir menjadi 6,561%. Sedangkan Rupiah sempat melemah pada awal minggu mendekati Rp15.500 terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tetapi bisa kembali menguat walaupun pada penutupan akhir Jumat nilai dolar AS lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya. Tercatat kurs Rupiah berada pada level Rp15.395, melemah 0,22%.

Baca Selengkapnya
thumbnail
Promo 17 September 2024

Bonus 15Ribu Untuk Investasi Pertama!

Hai, Teman Yamin! Yamin punya bonus spesial buat kamu yang masih ragu untuk mulai investasi. Manfaatkan promo eksklusif ini dan jadikan investasi pertamamu lebih cuan! 💸✨ Yuk, mulai sekarang!" 🤗

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 17 September 2024

Inflasi Tahunan Amerika Serikat Bulan Agustus 2,5%, Semakin Dekat dengan Target 2%

Amerika Serikat (AS) kembali berhasil menurunkan inflasi tahunannya hingga 5 bulan beruntun. Terbaru, inflasi tahunan AS menjadi sebesar 2,5% (year-on-year) pada bulan Agustus 2024. Sedangkan inflasi bulan bulanan (month-to-month) tercatat 0,2%. Data ini menjadi penting mengingat minggu ini akan diadakan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada 17-18 September 2024 dan The Fed berpotensi menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00%-5,25% melihat kondisi inflasi yang sudah mendekati sasaran sebesar 2%.

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +62212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.